Makalah konflik dan negosiasi

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial. Didalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki kesamaan yang persis baik dari unsur tekhnis, kepentingan, kemauan, kehendak, tujuan, dan sebagainya. Dari setiap konflik ada beberapa diantaranya yang dapat di selesaikan, akan tetapi ada juga yang tidak dapat diselesaikan sehingga menimblkan beberapa aksi kekerasan. Kekerasan merupakan gejala tidak dapat diatasinya akar konflik sehingga menimbulkan kekerasan dari model kekerasan yang terkecil hingga peperangan
Konflik  dalam  organisasi  sering dilihat  sebagai  sesuatu  yang  lumrah terjadi  termasuk  oleh  pemimpin organisasi. Kebanyakan manajer yang terlibat  dalam  negosiasi  tidak  menyukai  konflik  disaat  negosiasi berlangsung.Karenanya,penanganan yang  dilakukanpun  cenderung  diarahkan kepada peredaman konflik. Konflik  bisa  mengandung kebaikan  walaupun  dalam  prakteknya tidak  semua  konflik  memberikan  hasil yang  baik  dalam  negosiasi. Masalah utama  yang  timbul  dalam  konflik cenderung  akan  bertambah  buruk  jika diabaikan atau  tidak ditangani  dengan baik. Dalam  penanganan  konflik membutuhkan  proses  kreatif  yang diharapkan  akan  menghasilkan sesuatu  yang  positif,  yaitu  solusi  dan hubungan  yang  lebih  baik  antara kedua  belah  pihak.   Karena  itu  dalam hal ini akan dibahas   mengenai konflik yang  terjadi  ketika  negosiasi berlangsung,  mengetahui  apa  yang menjadi  penyebab  terjadinya  konflik, dan  bagaimana  menanganinya  agar konflik  tersebut  tidak  menjadi  lebih buruk  sehingga  tujuan  bersama  yang saling menguntungkan dapat tercapai.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah:
Menjelaskan Konflik dan Negosiasi !
Menjelaskan macam-macam Konflik !
Menjelaskan Pandangan tentang Konflik !
Menjelaskan Penyebab Konflik dalam Negosiasi !
Menjelaskan Reaksi dalam Konflik !
Menjelaskan Teori-teori Konflik !
Menjelaskan Strategi dan Taktik negosiasi !
Menjelaskan Negosiasi Pihak Ketiga sebagai Resolusi Konflik !

TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk Mengetahui Konflik dan Negosiasi !
Untuk Mengetahui macam-macam Konflik !
Untuk Mengetahui Pandangan tentang Konflik !
Untuk Mengetahui Penyebab Konflik dalam Negosiasi !
Untuk Mengetahui Reaksi dalam Konflik !
Untuk Mengetahui Teori-teori Konflik !
Untuk Mengetahui Strategi dan Taktik negosiasi !
Untuk Mengetahui Negosiasi Pihak Ketiga sebagai Resolusi Konflik !










BAB II
PEMBAHASAN
Konflik dan Negoisasi
Indonesia  kaya  dengan  pengalaman  kerusuhan,  ketegangan,  dan  konfliksosial, dan sekaligus kaya juga dengan cara-cara meredam konflik tersebut. Tapi sayangnya  cara-cara  yang  dikembangkan  untuk  meredam  kerusuhan,ketegangan, dan konflik sosial ini tidak pernah mampu meredam konflik secaratuntas. Kejadian kerusuhan, ketegangan, dan konflik muncul kembali di tempat lain atau mungkin juga di tempat yang sama dengan model konflik yang serupa dengan kejadian sebelumnya.Karena  itu  perlu  untuk  meninjau lebih  dalam  tentang  konflik  dan  upaya menyelesaikannya. Negosiasi merupakan salah satu pendekatan untuk mengelola konflik  dalam  setting  antarpribadi,  kelompok,  organisasi,  sosial,  dan internasional. Negosiasi dibedakan secara tipikal dari bentuk manajemen konflik melalui penekanannya pada tujuan-tujuan yang tidak sesuai diantara orang-orang dan pertukaran usul yang bertujuan untuk mengurangi perbedaan antara dalam ketidaksesuaian  dan  menciptakan  kesepakatan.  Dalam  konteks  ini  konflik  dan negosiasi menjadi penting untuk dikaji. Untuk  memperdalam  pemahaman  tentang  konflik  dan  negosiasi  perlu definisi  masing-masing  dan  makna  yang  muncul  ketika  kedua  kata  tersebut dirangkaikan.Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin “con”yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Dengan demikian, “konflik” dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih. Sedangkan negosiasi dalam Oxford adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Dalam KBBI (Kamus Besar BahasaIndonesia), kata negosiasi diartikan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dengan pihak lain.
Karl marx (1818-1883) sangat pantas di sebut tokoh utama pengagas teori konflik. Meskipun kemudian banyak sarjana yang mengembangkan teori ini, tokoh klasik teori ini adalah marx 5.
jika penelusuran teori ini di tarik lagi kebelakan, dasar-dasar teori konflik sudah ada dalam pemikiran thomas hobes (1588-1679)6. Iya dalah orang yang paling berpengaruh dalam mengembangkan paham matearialisme.7 menurut hobes, mahluk hidup tersusun dari materi. Sifat dasar manusia di dalam kehidupan hanya untuk memenuhi ego (materi).











_________________________
5.Para sosiolog yang mengembangkan teori konflik setelah karl marx adalah c. Wright Mills (1956-1959) Leis Coser            (1956),Aron (1957),dahrendorf(1959),dan Randall Collins (1975)
6. Sebelum hobes,ide teori konflik sudah ada dalam pikiran niccolo machiavelli (1469-1527). Menurutnya, manusia memiliki watak dasar alamiah berupa sifat rakus yang tidak pernah terpuaskan, penipu, dan tidak ada belas kasihan.sifat-sifat ini di miliki arena terbatasnya sumber daya ekonomi.oleh karena itu, dengan sifat ini smanusia akan selalu mengalami konflik.
7. Jostein Gaarder, Sophie’s world : A novel About the history of Philosophy, canada :harper Collins 1994.




Dalam memenuhi kebutuhan materinya manusia berkompetisi dengan manusia lainnya, bahkan dengan menggunakan berbagai macam cara oleh karena itulah menurut hobes, manusia adalah serigala bagi yang lainnya (homo homini lupus) yang mencerminkan bahwa diantara manusia selalu di warnai oleh pola relasi dominasi dan penindasan.
Adapun  definisi  negosiasi  menurut  Goodpaster:  proses  interaksi  dan komunikasi  yang  dinamis  dan  beraneka  ragam,  mengandung  seni  dan penuh rahasia, untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap menguntungkan para pihak.Interaksi, komunikasi dan seni, serta tujuan merupakan elemen dalam definisi diatas.6
   Negosiasi diartikan oleh Friedrich-Naumann-Stiftung sebagai suatu proses dimana sedikitnya dua orang (atau lebih) berusaha mencapai sesuatu, agar hal itu tercapai, kedua pihak harus menyepakati suatu cara pemecahan.
    Konflik  dan  negosiasi  adalah  dua  hal  saling  terkait  secara  dinamis,interaksi  yang  berulang  antara  sumber  dan  target  yang  secara  simultan bergantian menjadi pengirim dan penerima pesan, usaha saling mempengaruhi.Menurut  penulis,  konflik  muncul  karena  adanya  perbedaan  pandangan  dalam mencapai tujuan. Sementara negosiasi digunakan untuk menyelesaikan konflik.Dalam dinamika konflik dan negosiasi ada upaya untuk saling mempengaruhi.Salah  satu  cara  mempengaruhi  adalah  dengan  persuasi  yang  diartikan sebagai aktivitas menciptakan, menguatkan, atau memodifikasi kepercayaan, sikap, atau perilaku.


______________________
6 Cahyo  S.  Wijaya, Jurus  Maut  Negosiasi:  Kiat  Efektif  Menjadi  Negosiator  Handal,(Yogyakarta: Second Hope,  2011), h. 7.



Ada  perbedaan  antara  persuasi  dengan  negosiasi  yaitu  dalam  negosiasi sumber  dan  target  saling  mempengaruhi  dalam  suatu  keadaan  yang  saling ketergantungan.  Hasil  (out  come)  tergantung  pada  tindakan  orang  lain.Sementara  persuasi  mengandung  satu  potret  interaksi  dimana  sumber  tidak secara  langsung  memengaruhi  target  dengan  perhatian  pada  satu  dimensi masalah, tidak ada saling ketergantungan. Persuasi dikatakan berhasil jika bisa mengubah pemikiran atau kepercayaan seseorang, dimana perubahan pemikiran dan sikap akan memengaruhi perubahan perilaku.
MACAM-MACAM KONFLIK
Untuk memudahkan analisis permasalahan ini, akan di sajikan beberap bentuk konflik sebagai salah-satu gejala sosial masyarakat indonesiayang di antaranya
Konflik Gender
Istilah ender bukan merujuk pada aspek perbedaan jenis kelamin dimana laki-laki di tunjukan dengan identitas diri dan dimana laki-laki memiliki alat kelamin yang berbeda dengan perempuan, akan tetapi gender berorientasi pada aspek sosio kultural.
Konflik rasial dan antar suku
Istilah ras sering kali diindentikkan dengan perbedaan warna kulit manusia, diantaranya ada sebagian kelompok manusia yang berkulit putih, sawo matang dan hitam.
Konflik Antar umat Agama
Agama tidak cukup di pahami sebagai mmetode hubungan penyembahan manusia kepada tuhan serta seperangkat tata aturan kemanusiaan atas dasar untunan kitab suci.
Konflik antar Golongan
Menyimak peristiwa pembakaran kantor-kantor pemerintah di kabupaten kaur riau beberapa waktu yang lalu (2005) oleh massa yang tidak terkendali emosinya akibat ketidakpuasan rakyat atas hasil pilkada telah menunjukkan betapa rawanya pilkada kita terhadap konflik baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Konflik Kepentingan
Didalam dunia politik “tiada lawan yang abadi dan tiada pula kawan yang abadi, kecuali kepentingan abadi.”dengan demikian konflik kepentingan identik dengan konflik politik.
Konflik antar Pribadi
Konflik antar individu adalah konflik sosial yang melbatkan individu didalam konflik tersebut.
Konflik antar kelas Sosial
Konflik yang terjadi antar kelas sosial biasanya berupa konflik yang bersifat vertikal yaitu konflik anatara kelas sosial atas dan kelas sosial bawah.
Konflik antar Negara atau Bangsa
Konflik antar negara adalah konflik yang terjadi antara dua negara atau lebih.
PANDANGAN TENTANG KONFLIK
Dalam  uraian  di  bawah  ini disajikan beberapa pandangan tentang konflik,  sebagaimana  yang  dikemukakan oleh Robbins (1996:429).
Pandangan  Tradisional  (The Traditional View).
Pandangan  ini  menyatakan  bahwa semua  konflik  itu  buruk.  Konflik dilihat  sebagai  sesuatu  yang negatif,  merugikan  dan  harus  dihindari. Untuk memperkuat konotasi  negatif  ini,  konflik  disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan  irrationality.  Pandangan  ini konsisten dengan sikap-sikap yang dominan  mengenai  perilaku kelompok  dalam  dasawarsa  1930-an  dan  1940-an.  Konflik  dilihat sebagai  suatu  hasil  disfungsional akibat  komunikasi  yang  buruk, kurangnya  kepercayaan  dan keterbukaan di antara orang-orang,dan  kegagalan  manajer  untuk tanggap  terhadap  kebutuhan  dan aspirasi karyawan.
Pandangan  Hubungan  Manusia (The Human Relations View).
Pandangan  ini  berargumen  bahwa konflik  merupakan  peristiwa  yang wajar  terjadi  dalam  semua  kelompok  dan  organisasi.  Konflik merupakan  sesuatu  yang  tidak dapat  dihindari,  karena  itu  keberadaannya  harus  diterima  dan dirasionalisasikan  sedemikian  rupa sehingga  bermanfaat  bagi peningkatan kinerja organisasi.
Pandangan  Interaksionis  (The Interactionist View).
Pandangan  ini  cenderung  mendorong  terjadinya  konflik,  atas dasar  suatu  asumsi  bahwa kelompok  yang  koperatif,  tenang, damai,  dan  serasi,  cenderung menjadi  statis,  apatis,  tidak aspiratif,  dan  tidak  inovatif.  Oleh karena  itu,  menurut  aliran pemikiran  ini,  konflik  perlu  dipertahankan  pada  tingkat minimun secara  berkelanjutan,  sehingga kelompok  tetap  bersemangat (viable),  kritis-diri  (self-critical),  dan kreatif.
PENYEBAB  KONFLIK  DALAM NEGOISASI
Dalam  negosiasi  terdapat banyak  hal  yang  bisa  menyebabkan konflik  (Jackman  2005,  72).    Berikut ini  dipaparkan  beberapa  contoh penyebab  konflik  dalam  negosiasi  : 
Ketika  satu  pihak  atau  lebih  menolak untuk  bergerak  dari  posisi  awal negosiasi; 
Lebih  fokus  kepada orang  dan  posisi  daripada  masalah yang  ada;
Adanya  agenda tersembunyi  atau  rasa  saling  tidak percaya  terhadap  motivasi  pihak lawan; 
Manipulasi  dan  perilaku agresif terhadap salah satu pihak atau Keinginan  untuk  menang, tanpa  mempedulikan  apapun resikonya;
Mengejar  sasaran  yang terlalu  tinggi  dan  tidak  realistis. 
Tidak  bersedia  meluangkan  waktu untuk menjajaki posisi lawan dan/atau,
adanya  penolakan  untuk  menghargai sudut  pandang  lawan;
Kurang jelasnya peran atau tingkat  otoritas;
Kriteria  subyektif  yang  digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau  proses  pengambilan  keputusan yang tidak jelas.
Dalam negosiasi seorang manajer  harus  dapat  memahami  sikapnya terhadap  konflik.   Pemahaman  tersebut  dapat  berguna  sebagai persiapan  dan  pemikiran  dalam menghadapi  konflik  ketika  konflik tersebut muncul dalam negosiasi
REAKSI DALAM KONFLIK
Ada berbagai reaksi yang timbul akibat adanya  konflik  dalam  organisasi, antara lain :
Amarah
Amarah  dan  sikap  bermusuhan  dalam  diri  lawan negosiasi  bisa  menakutkan  dan sulit  dihadapi.  Penyebab  amarah timbul  karena  perasan  tidak aman,gelisah  rasa  kurang  percaya  diri. Biasanya  amarah  ditunjukkan dengan  bahasa  tubuh  akibat  dari naiknya  tekanan  darah  dan menegangnya  otot-otot.  Lawan cenderung  berbicara  lebih  cepat, tidak  teratur,  lebih  keras  dan dengan nada suara yang meninggi serta  menggunakan  suara  yang agresif. Cara  untuk  mengatasi  amarah dapat  dilakukan  dengan  cara internal dan eksternal.
Internal,  jaga  jarak  secara psikologis,  dan  pahami  apa yang terjadi dan jangan libatkan diri secara emosional.
External,  biarkan  lawan mengungkapkan  perasaannya dan dengarkan dengan baik apa yang  dikatakannya.   Klarifikasi dan  analisis  penyebab kemarahannya  dengan  cara mengulangi  kembali, mengajukan  pertanyaan  dan lakukan  dengan  sikap  netral tanpa  meremehkan  atau merendahkan  lawan.  Jangan sekali-kali  untuk  membalas dengan amarah yang sama.
2.  Kritik
Kritik  jika  disampaikan dengan cara yang konstruktif dapat menjernihkan  suasana  dan  dapat meningkatkan  kualitas  hubungan kedua  belah  pihak.  Cara menyampaikan  kritik  agar  berhasil adalah  sebagi  berikut  : 
Pilih waktu  dan  tempat,  dan  pastikan emosi  tidak  sedang  meninggi;
Jelaskan  perilaku  yang  ingin diubah  dengan  spesifik,  jangan sampai  mengakimi;
Ungkapkan perasaan,  dan  jangan  menyalahkan;
Meminta  perubahan perilaku  yang  semestinya  diinginkan;
Jelaskan  hal  positif  yang akan  diperoleh  dan  akibat  buruk jika  tidak  mau  berubah;
Ingat, posisi  kedua  belah  pihak  adalah sama-sama  penting;
Akhiri dengan  pernyataan  positif;
Umpan  balik  yang  sebanding dengan kritik.Dalam  menyampaikan  kritik harus  memperhatikan  hal-hal sebagi  berikut: 
a.  Yang  dikritik adalah  perilaku  lawan  bukan
orangnya;
Pertimbangkan apabila  lawan  tidak  menyetujui kritikan,  apakah  siap  berkompro-mi? 
Sampaikan kritik dengan cara-cara yang konstruktif;
Sedangkan  hal-hal  yang harus  dihindari  adalah:
Bersikap  defensif  terhadap kritik,  mempertahankan  dan membenarkan  perilaku  yang  telah dilakukan;
Saling  serang  kritik;
Menerima  kritik  dengan  sikap agresif  dengan  reaksi  yang  tidak pantas, pasif dan manipulatif untuk menyerang lawan.
Dalam  menerima  kritik hendaknya  kita  bersikap  asertif, mengakui  bahwa  kita  salah  dan menunjukkan kepada lawan bahwa kita  terbuka  untuk  bersedia bergerak  maju  dalam  negosiasi, serta  menggunakan  pendekatan yang  positif  dan  meminta  saran kepada lawan. dengan  istilah  yang  menghina  dan merendahkan. Ketika  konflik  mencapai  pada level  yang  ekstrim  mungkin  mengakibatkan  sebuah  konflik  yang  tidak teratasi/tidak  terselesaikan  sehingga negosiasi harus dihentikan (deadlock). Untuk  mencegah  deadlock  tersebut pihak  ketiga  harus  dihadirkan  sebagai mediator.  Dalam  menengahi  deadlock tersebut  mediator  harus  memperhatikan  hal-hal  sebagai  berikut  :
Mediator  harus  mengakui  adanya konflik  dan  mengarahkan  pada  cara-cara  untuk  menyelesaikan  persoalan yang  timbul.  Bagi  pihak-pihak  yang bertikai konflik dianggap sebagai suatu masalah  yang  serius,  oleh  karena  itu mediator  tidak  boleh  menganggap remeh  konflik  tersebut;
Mediator harus  bersikap  netral.  Mediator  tidak boleh  menunjukkan  persetujuannya kesalahsatu  pihak,  baik  dengan ekspresi  muka,  gerakan  tubuh  atau mengulangi pernyataan dari salah satu pihak  yang  bertikai.  Dengan  bersikap netral  diharapkan  kedua  pihak  akan merasa  nyaman  untuk  meyampaikan tuntutan  mereka;
Mediator  harus memfokuskan  diskusi  pada  masalah bukan  kepada  pribadi  yang  bertikai;
Mediator  harus  meletakkan  pihakpihak yang bertikai pada perspektifnya dengan  mengidentifikasi  bidang-bidang  yang  akan  disetujui  dan memfokuskan  pada  masalah  secara satu  persatu; 
Mediator  bersikap sebagi  fasilitator  dan  bukan  sebagai hakim  yang  akan  menentukan  siapa yang  menang  dan  kalah;
Mediator harus  memperoleh  keyakinan  bahwa pihak  yang  bertikai  mendukung  solusi yang telah mereka setujui.

TEORI-TEORI KONFLIK
Teori-teori  utama  mengenai  sebabsebab konflik adalah:
1. Teori hubungan masyarakat Menganggap  bahwa  konflik disebabkan  oleh polarisasi  yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan  di  antara  kelompok
yang  berbeda  dalam  suatu masyarakat.   Sasaran:  meningkatkan  komunikasi  dan  saling pengertian  antara  kelompok  yang mengalami  konflik,  serta  mengusahakan  toleransi  dan  agar masyarakat  lebih  bisa  saling menerima  keragaman  yang  ada  di
dalamnya.
a.  Teori kebutuhan manusia
Menganggap  bahwa  konflik yang  berakar  disebabkan  oleh kebutuhan dasar  mental  dan  sosial)  yang  tidak terpenuhi  atau  dihalangi.  Hal yang  sering  menjadi  inti pembicaraan adalah keamanan, identitas,  pengakuan,  partisipasi,  dan  otonomi.   Sasaran: mengidentifikasi  dan  mengupayakan  bersama  kebutuhan mereka  yang  tidak  terpenuhi, serta  menghasilkan  pilihanpilihan  untuk  memenuhi kebutuhan itu.
Teori negosiasi prinsip
Menganggap  bahwa  konflik disebabkan  oleh  posisi-posisi
tidak  selaras  dan perbedaan  pandangan  tentang konflik  oleh  pihak-pihak konflik.  Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk  memisahkan  perasaan pribadi  dengan  berbagai masalah  dan  isu  dan  memampukan  mereka  untuk melakukan  negosiasi  berdasarkan  kepentingan  mereka daripada  posisi  tertentu  yang sudah  tetap.  Kemudian  melancarkan  proses  kesepakatan yang  menguntungkan  kedua belah pihak atau semua pihak.
Teori identitas
Berasumsi  bahwa  konflik disebabkan  oleh  identitas  yang terancam,  yang  sering  berakar pada  hilangnya  sesuatu  atau penderitaan  di  masa  lalu  yang tidak  diselesaikan.  Sasaran: melalui  fasilitas  lokakarya  dan dialog  antara  pihak-pihak  yang mengalami  konflik,  sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan  ketakutan  di  antara  pihak tersebut  dan  membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
Teori  kesalahpahaman  antarbudaya
Berasumsi  bahwa  konflik  disebabkan  oleh  ketidakcocokan dalam  cara-cara  komunikasi  di antara  berbagai  budaya  yang berbeda.   Sasaran:  menambah pengetahuan  kepada  pihak yang  berkonflik  mengenai budaya  pihak  lain,  mengurangi streotip  negatif  yang  mereka miliki  tentang  pihak  lain, meningkatkan  keefektifan komunikasi antarbudaya.
Teori transformasi konflik
Berasumsi  bahwa  konflik  disebabkan  oleh  masalah masalah   ketidaksetaraan  dan ketidakadilan  yang  muncul sebagai masalah sosial, budaya dan  ekonomi.  Sasaran:  mengubah  struktur  dan  kerangka kerja  yang  menyebabkan ketidaksetaraan  dan  ketidakadilan  termasuk  kesenjangan ekonomi,  meningkatkan  jalinan hubungan  dan  sikap  jangka panjang  di  antar  pihak  yang berkonflik,  mengembangkan proses  dan  sistem  untuk mempromosikan  pemberdayaan,  keadilan,  perdamaian.
STRATEGI DAN TAKTIK NEGOISASI
Pendekatan dalam melakukan negoisasi di kenal ada dua macam yaitu : distributive bargaining dan intergrative bargaining. Distributive bargaining merupakan negoisasi yang berusaha membagi sejumlah umber daya yang tetap, dimana terdapat situasi win-loose. Distributive bargaining terjadi seperti dalam negoisasi antara pekerja dan manajemen. Karena setiap negoisasi oleh pekerja akan meningkatkan biaya manajemen, masing-masing pihak melakukan persetujuan secara agresif dan memperlakukan pihak lain sebagai lawan yang harus di kalahkan.
Sedangkan integrative bargaining merupakan negoisasi yang mencari satu atau lebih penyelesaian yang dapat menciptakan win-win solution. Integrative bargaining lebih di sukai dari pada distributive bargaining karena membangun hubungan jangk panjang. Integrative bargaining mengikat negoisator dan memungkinkan mereka meninggalkan meja perundingan merasa telah mendepatkan kemenangan.
Perbedaan keduanya di gambarkan oleh robbins dan judge (2011 ; 500) berdasarkan karakteristik bargaining, seperti tampak pada tabel 17.1
Bargaining Characteristic
Distributive Bargaining
Integrative bargaining

Goal
Get as much of the pie as possible
Expand the pie so that both parties are statisfied

Motivation
Win-lose
Win-win

Focus
Postions (“I can’t go beyond this point on this issue”)
Interests (“Can you explain why this issue is so important to you”)

Interests
Opposed
Congruent

Information Sharing
Low (Sharing information will only allow other party to take advantage)
High (sharing information will allow each party to find ways to satisfy interests of each party)

Duration of relationship
Short term
Long term

Sumber: Stephen P. Robbins dan Timothy A Judge, Organizational behavior,2011
Taktik negoisasi yang dianjurkan untuk dapat di pergunakan, antara lain di kemukakan adalah sebagai berikut (Gisbon, Ivancevich, Donnely, dan konopaske, 2012 “278”
Good-Guy/Bad Guy Team.
Anggotta kelompok negoisasi Bad Guy mengadvokasi posisi terlalu banyak di luar garis sehingga apapun yang di katakan Good Guy kelihatan masuk akal.
The Nibble.
Taktik ini menyangkut mendapatkan konsesi individual setelah kesepakatan telah di capai. Misalnya permintaan untuk menjadi posisi staf oleh manajer pemasaran setelah kesepakatan di capai antara kelompok dan kelompok pemasaran lain tentang pembagian tugas riset pemasaran.
Join Problem Solving.
Manajer seharusnya tidak pernah berasumsi bahwa semakin menang satu pihak, semakin banyak pihak lain kalah. Alternative yang layak yang belum di pertimbangkan mungkin muncul.
Power of Competicion.
Negoisator yang ketat menggunakan kompetisi buat lawan berpikir bahwa kita tidak perlu mereka.
Splitting the Difference
Ini dapat menjadi tekhnik ketika kedua kelompok sampai pada titik impas. Tetpi manajer harus berhati-hati ketika kelompok lain menawarkan menyisakan perbedaan terlalu awal. Mungkin berarti kelompok lain telah mendapatkan lebih dari yang pantas dia pikirkan.
Low balling
Tawaran rendah yang mentertawakan dan tau konsesi serng di pergunakan untuk menurunkan harapan kelompok lain. Manajer tidak searusnya membiarkan tipe tawaran ini menurunkan harapan atau tujuanya, maupunmanajer berhenti mengasumsi posisi kelompok lain adalah tidak fleksibel.proses komunikasi harus berlanjut.
NEGOISASI PIHAK KETIGA SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK
Terdapat 4 peran dasar pihak ketiga, yaitu sebagai: mediator, arbitrator, conciliator, dan consultan (robbins dan Judge, 2011: 507)
Mediator.
adalah pihak ketigayang netral yang menfasilitasi alternative, dan semacamnya. Mediator di pergunakan secara luas dalam negoisasi pekerja manajemen dan perselisihan dalam pengadilan. Efectifitas secara keseluruhan cukup impresive.
Arbitrator.
Adalah pihak ketiga dengan kewenangan mendiktekan kesepakatan. Arbitrati dapat bersifat sukarela diminta oleh para pihak aau di paksa oleh hukum atau kontrak. Kelebihan arbitrati atas mediasi adalah selalu menghasilkan penyelesaian. Apabila satu pihak merasa di kalahkan, pihak tersebut psi tidak puas dan tidak mungkin dengan ramah menerima keputusan atbitrator.
Conciliator
Adalah pihak ketiga yang dipercaya menyediakan saluran komunikasi informal antara negoisator dengan lawanya. Membandingkan konsiliasi pada mediasi pada ukuran efektivitas terbukti sulit karena keduanya banyak tumpang tindih. Dalam praktik, konsiliator umumnya bertindak lebih banyak dari pada sekedar saluran komunikasi.mereka juga terika dalam menemukan fakta, menginterpretasikan fakta dan membujuk orang yang berselisih untuk membangun kesepakatan.
Consultant.
Adalah pihak ketiga yang terampil dan tidak memihak yang berusaha memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan analisis, di bantu oleh pengetahuan manajemen konflik.




























BAB III  PENUTUP
A. KESIMPULAN
Negosiasi  adalah  bagian penting  dalam  kehidupan  sehari-hari agar dapat bertahan dalam bisnis atau bidang  lainnya.  Dalam  pelaksaaan negosiasi  tidak  jarang  terjadi  konflik yang  membawa  masalah  tersendiri dari  tingkat  yang  sederhana  sampai masalah  yang  kompleks  sehingga mengganggu jalannya negosiasi.
Konflik  selalu  timbul  jika pandangan  satu  pihak  berbeda.dengan  pandangan pihak  lawan. Agar konflik  dapat  memberikan  manfaat yang  optimal  dalam  negosiasi  dan mengurangi  efek  negatifnya,  konflik dapat  dikelola  dengan  melakukan pencegahan  dan  penanganan  konflik sehingga  tujuan  dan  sasaran  dalam negosiasi dapat tercapai.
Jika  dalam  negosiasi  menemukan  jalan buntu dapat diusulkan untuk dilakukan  penangguhan  guna menyediakan  waktu  bagi  kedua  belah pihak  untuk  berpikir  dan  merenung ketika  situasi  menjadi  sulit. Penangguhan  bukan  berarti  menunda negosiasi  tetapi  untuk  memberikan kesempatan  bernapas  ketika  ketegangan  muai  meningkat  dan  waktu penangguhan  harus  dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kedua belah pihak dan  bukan  dimaksudkan  untuk menghindar dari konflik yang terjadi.
Akhirnya  penulis  menyimpulkan apabila  konflik  dapat  dikelola  dan ditangani  dengan  baik,  dapat memberikan  manfaat  dan  akhirnya meningkatkan  hubungan  yang  lebih baik  antara  kedua  belah  pihak sehingga tujuan dan sasaran negosiasi antara  kedua  belah  pihak  dapat tercapai
SARAN
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan keritik dan sarannya agar makalah dikemudian hari bisa lebih baik dari makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

James S. Coleman, Dasar-Dasar Teori Sosial, Bandung, Nusa Media, 1994.
Elly M. Setiadi, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Kencana Prenamedia Group, 2011.
Jacobus Ranjabar,S.H.,M.Si, Perubahan Sosial,Teori-teori dan Proses Perubahan Sosial serta Teori Pembangunan, Bandung, Alfabeta, 2015
Novri Susan, M.A, Pengantar Sosiologi Konflik, Jakarta, 2009.
Prof.Dr.Wibowo.S.E.,M.PHIL, Perilaku Dalam Organisasi, Tangerang, 2013
https://www.neliti.com/id/publications/23153/mengenal-konflik-dalam negoisasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah muhammadiyah dan pemberdayaan perempuan

Makalah Tafsir 12 Langkah Muhammadiyah